Kamis, 30 Agustus 2012

Plasenta


http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/plasenta-180x180.jpg
Struktur Plasenta
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal. Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/permukaan-plasenta-300x240.jpg
Gambar 1. Permukaan plasenta
Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.
http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/struktur-plasenta-300x230.gif
Gambar 2. Struktur plasenta
Pembentukan Plasenta
Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).
Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.
Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .
Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.
Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Fungsi Plasenta
Fungsi dari plasenta adalah:
  1. Nutrisi: tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh kembang janin
  2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
  3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin
  4. Endokrin: sebagai penghasil hormon-hormon kehamilan seperti HCG, HPL, esterogen, progesteron
  5. Imunologi: menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
  6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu
  7. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik
Tipe-Tipe Plasenta
Menurut bentuknya, plasenta terbagi menjadi:
  1. Plasenta normal
  2. Plasenta membranasea (tipis)
  3. Plasenta suksenturiati (satu lobus terpisah)
  4. Plasenta spuria
  5. Plasenta bilobus (2 lobus)
  6. Plasenta trilobus 3 lobus)
Menurut perlekatan pada dinding rahim, adalah sebagai berikut:
  1. Plasenta adhesiva (lebih melekat)
  2. Plasenta akreta (lebih melekat)
  3. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
  4. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali perlahan-lahan dengan tekanan 80 mmHg menuju ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu ada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.
Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas.
Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu.
Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga berbeda-beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu kehilangan hubungan dengan darah ibu lalu berdegenerasi, timbullah infark.
Referensi
bidanshop.blogspot.com/2010/01/pentingnya-plasenta-ari-ari.html html unduh 25 maret 2011, 08:29 AM
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
mitanadeki.blogspot.com/2011/01/struktur-fungsi-dan-sirkulasi-plasenta.html unduh 22 maret 2011, 01:29 AM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
restikikilestari.blogspot.com/2011/02/plasenta-dan-tali-pusat.html unduh 24 maret 2011, 04:20 AM
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Pengertian Dan Macam-Macam Abortus (Keguguran) Serta Penyebabnya


Sering sekali wanita hamil mengalami abortus atau keguguran. Tapi banyak orang yang belum mengetahui apa itu pengertian abortus/keguguran, macam-macam abortus/keguguran dan penyebab abortus/keguguran.
Apa sih abortus/keguguran itu? Abortus/keguguran sendiri artinya suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
1. Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
3. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
4. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.
6. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.

Banyak juga ya, namun jangan khawatir ibu ibu tidak harus bisa membedakan jenis jenis abortus diatas. Tentu saja harus dilakukan pemeriksaan intensif agar bisa membedakan jenis abortus diatas karena penangannnya pun berbeda beda. Ada yang memerlukan obat obatan, istirahat atau malah kuretase. Untuk memeriksa pasien dengan abortus, dokter biasanya menggunakan bantuan alat Dopler untuk mendeteksi denyut jantung janin dan atau USG untuk menentukan secara langsung keadaan janin apakah masih hidup atau sudah meninggal.
Untuk menangani pasien abortus, ada beberapa langkah yang dibedakan menurut jenis abortus yang dialami, antara lain :
1. Abortus Komplet
Tidak memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Abortus Inkomplet
Bila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinfus dan dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan untuk rawat inap.
3. Abortus Insipiens
Biasanya dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12 minggu yang disertai dengan perdarahan.
4. Abortus Iminens
Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan menambah aliran darah ke rahim. Ditambahkan obat penenang bila pasien gelisah.
5. Missed Abortion
Dilakukan kuretase. Cuma kudu hati hati karena terkadang plasenta melekat erat pada rahim.

Terbukanya jalan lahir akibat abortus dan akibat dari tindakan kuretase tentu tidak terlepas dari komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi yaitu infeksi, perforasi/robekan/lubang pada dinding rahim. Tapi bila dikerjakan sesuai prosedur dan pasien cepat tanggap akan keluhan yang diderita maka kemungkinan terjadinya komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin.
Setelah tahu tentang apa itu abortus, mulailah sekarang kita membahas, apa yang menyebabkan terjadinya abortus. Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya :
  1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.
  2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
  3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
  4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
Nah, itulah 4 hal yang paling sering menyebabkan keguguran atau abortus pada ibu hamil sehingga untuk pencegahannya harus dilakukan pemeriksaan yang komprehensif atau mendetail terhadap kelainan kelainan yang mungkin bisa menyebabkan terjadinya abortus.
Sumber : Buku  Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal

Kanker Serviks, Gejala dan Pencegahan..


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8qBJi4UuPeBUSLrMD0-zqvjLuz_6AGZuDrrj5RzoUbjTZbh1gr-5_SZ7R1HeIxmbX57vfJLsnZvaChaL7I6NxF72L1Vb7QXMycceGQoTmOvDl4B5vE9WIhcryvsyUJTkqnNlt2YXNTRFX/s1600/1.jpg
Pengrtian kanker serviks ialah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).


Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.


Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.


Ada beberapa penularan penyakit kanker serviks yakni virus HPV tipe 16 dan 18,serta akibat paparan radiasi dan pencemaran radiasi bahan kimia yang terjadi pada tubuh dalam jangka waktu yang cukup lama.
Penularan virus tersebut bisa terjadi melalui hubungan sexual terutama untuk yang berganti_ganti pasangan,bisa juga terjadi dengan melalui kontak sentuhan kulit loh kawan aurora!!!
Vaksin untuk mencegah kanker mulut rahim adalah vaksin HPV, sesuai dengan nama virus penginfeksinya. Pemberian vaksin HPV digunakan untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Namun, tidak menutup kemungkinan vaksin HPV diberikan kepada seseorang yang telah terkena paparan virus HPV ataupun seseorang yang pernah berhubungan seksual. Hanya saja vaksin HPV tidak akan bekerja sebaik ketika diberikan kepada seseorang yang belum terpapar virus HPV atau belum pernah berhubungan seksual.
Ada 2 jenis vaksin HPV, yaitu:
  • Gardasil dapat diberikan kepada pria maupun wanita untuk mencegah kanker serviks, kanker vagina dan vulva pada wanita, serta penyakit kutil genital pada pria maupun wanita.
     
  • Cervarix hanya bisa diberikan pada wanita untuk mencegah kanker mulut rahim saja.
Vaksin HPV direkomendasikan oleh dokter untuk diberikan mulai anak-anak usia 9 – 11 tahun karena mereka belum terpapar virus HPV atau dapat diberikan bagi mereka yang belum berhubungan seksual.


Berikut ini gejala_gejala yang di alami penderita kanker serviks stadium lanjut:
                                                     Gejala kanker serviks tingkat lanjut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvVlsEOHUbkdxzTAo4kC_k_8O3qhL0id4JKFQEzIF0cdSmh2y7C2LgjqYpiwajxziAPS9Q0NqUrdpW_dgBYuHFnpf0k3xA_P69aBLbz0fIwaOaf9pjoTEE-OgKVoqL5FsP74q68ZPodplp/s1600/1.jpg
  1. munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
  2. keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
  3. perdarahan di luar siklus menstruasi.
  4. penurunan berat badan drastis.
  5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
  6. juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.


Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.


Kanker serviks pun bisa dapat di cegah dengan beberapa pencegahan dan tindakan kecil seperti di bawah ini :
  
Jenis Pencegahan Kanker serviks.
  1. Pencegahan primer, yaitu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan kontak dengan karsinogen untuk mencegah inisiasi dan promosi pada proses karsinogen.
  2. Pencegahan sekunder, termasuk skrining dan deteksi dini untuk menemukan kasus-kasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan.
  3. Pencegahan tertier, merupakan pengobatan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal.
  4. Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti.
  5. Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual.
  6. Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual.
  7. Dan tentunya memelihara kesehatan tubuh.  
 Wanita yang rawan mengidap kanker serviks ialah wanita yang berumur 35-45 tahun,terutama bagi anda yang sering kali melakukan hubungan sex pada usia 16 tahun.hubungan sex yang dilakukan sejak dini bisa meningkatkan resiko kanker serviks itu sendiri 2x perbandingan bagi mereka yang melakukan hubungan sex pada umur setelah 20 tahun.




Pantangan makanan bagi si penderita kanker serviks :


1. Hindari makan jeroan, ayam broiler, telur, gorengan, fastfood, durian.
2. Hindari kacang kedelai dan produk dari kacang kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai
3. Kurangi makanan / minuman yang manis2
4. Perbanyak makan sayuran (kecuali kol) & buah-buahan (kecuali durian dan yang terlalu        manis seperti rambutan, lengkeng).
5. Hindari STRESSyang berlebih.
 
Pengobatan Kanker Seviks.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisN-GUnco52pPFJ7TRGkfiK4Xd55CSIlDSs4X-IzQnp-wcLwwxcyG9AASNolNc5HcILgapeKKauF8VTzHbyIsuX-0RY34ZmEX1WZ9wmb7PTPMlu_Q2pqh7up-7dXrPAVHEORB0fUJFqor8/s1600/1.jpg


Pengobatan Kanker Seviks dapat dilakukan dengan pembedahan (pengangkatan leher rahim, indung telur dan seluruh jaringan di sekitarnya), Radioterapi dan Kemoterapi. Tingkat keberhasilan pengobatan ini tentunya tergantung dari tingkatan kanker serviks yang dialami oleh si penderita. Dari segi biaya, pengobatan kanker serviks ini tergolong mahal.