Pubertas pada wanita menurut Tanner dibagi menjadi 5
tahap. Tahap ini berdasarkan tanda yang dapat diamati dari perubahan pada
payudara dan pada rambut pubis/aksila. Walaupun biasanya bersesuaian, kedua hal
tersebut harus dinilai perkembanganya secara terpisah. Tahap P1:
tahap prepubertal, belum ada perubahan payudara dan pertumbuhan rambut di
pubis. Tahap P2: mulai munculnya tonjolan areolar, mulai ada rambut
halus pubis dan ketiak. Tahap P3: jaringan payudara teraba dan
aerola semakin besar, rambut pubis dan ketiak berwarna lebih gelap. Tahap
P4: Payudara dan aerola semakin mendekati ukuran dewasa. Tahap
P5: Payudara dan aerola seperti wanita dewasa. Rambut pubis menyebar sampai
paha.
Perubahan Hormonal
Terjadi peningkatan pada kadar hormon androgen (jenis dehidroepiandrostenesdion, DHEAS) yang disekresi oleh kelenjar adrenal beberapa waktu sebelum pubertas (adrenarche). Pubertas ditandai oleh aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium pada usia sekitar 10 tahun, dengan pencetus yang sampai sekarang masih terus di teliti. Hipothalamus memproduksi gonadotropin releasing hormon yang menstimulasi hipofisis anterior (yang tiba-tiba responsif) menghasilkan hormon gonadotropin (FSH dan LH). Hormon FSH dan LH selanjutnya mempengaruhi ovarium dan mampu mneghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Menarche
Aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium
menyebabkan timbulnya menstruasi pertama kali yang disebut dengan istilah
menarche. Siklus menstruasi masih belum teratur karena belum matangnya ovarium.
Ovulasi juga belum terjadi sehingga menstruasi yang terjadi adalah siklus
menstruasi anovulatorik (tidak ada proses pelepasan ovum). Baru setelah 1-2
tahun ovarium matang dan mulai tercapai keteraturan mekanisme sekresi dan umpan
balik hormon-hormon yang terlibat dalam siklus menstruasi (FSH, LH, estrogen
dan progesteron).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar