Kamis, 30 Agustus 2012

PERSALINAN PREMATUR

http://sayangbunda.com/images/stories/produk/prematur.JPG
Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi ketika usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Persalinan prematur merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian karena menjadi salah satu penyebab utama kematian neonatal (bayi baru lahir). Persalinan prematur menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi karena kondisi bayi yang masih lemah. Bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko tinggi memiliki cacat neurologis bawaan, termasuk cerebral palsy, cacat penglihatan, dan gangguan kecerdasan, terutama bila usia kehamilan di bawah 32 minggu. Bayi tersebut juga berisiko tinggi untuk masalah kesehatan jangka panjang, termasuk penyakit kardiovaskular (serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi) dan diabetes.
Angka persalinan prematur di seluruh dunia berkisar antara 10-20 persen. Indonesia sendiri memiliki angka kelahiran prematur sekitar 19%. Di negara-negara maju, insiden persalinan prematur dapat dikurangi dengan kualitas kesehatan yang lebih baik dan berbagai tindakan pencegahan.
Penyebab
Penyebab persalinan prematur tidak diketahui, namun faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risikonya:
Ibu atau saudaranya lahir prematur.
Studi di Universitas Aberdeen menemukan bahwa seorang ibu yang lahir prematur atau memiliki saudara yang lahir prematur berisiko 60 persen melahirkan bayi prematur pada kehamilan pertama. Pada kehamilan berikutnya, potensi kelahiran prematur menurun jadi 50 persen.
Ibu pernah mengalami persalinan prematur.
Jika seorang ibu pernah melahirkan premature maka ia memiliki risiko 30 persen akan mengulanginya. Jika ibu pernah dua kali melahirkan prematur, kemungkinannya adalah 70 persen ia akan kembali melahirkan prematur.
Ibu memiliki bayi kembar.
Bayi kembar memiliki sekitar 50 persen kemungkinan dilahirkan prematur. Untuk kembar tiga, peluangnya adalah 83 persen untuk dilahirkan prematur.
Ibu memiliki kelainan rahim atau serviks (leher rahim) tertentu, termasuk leher rahim yang pendek.
Ibu hamil yang memiliki masalah kesehatan.
Hipertensi dan diabetes adalah kondisi yang paling umum yang berhubungan dengan persalinan prematur. Kondisi lain seperti gangguan autoimun dan infeksi juga meningkatkan risiko persalinan prematur. Riset menunjukkan bahwa respon kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri tertentu, seperti bakterial vaginosis dan trikomoniasis, dapat memicu persalinan prematur.
Ibu hamil yang mengalami perdarahan vagina setelah 20 minggu kehamilan.
Perdarahan pada rahim memicu pelepasan protein tertentu (trombin) yang dapat merusak selaput ketuban, yang dapat mengakibatkan ketuban pecah dini. Trombin juga merangsang kontraksi rahim, yang dapat merangsang persalinan prematur.
Ibu hamil yang memiliki beberapa faktor risiko lain yang berhubungan dengan persalinan prematur tetapi tidak selalu menyebabkan persalinan prematur, seperti merokok, mengalami kenaikan/penurunan berat badan ekstrem selama kehamilan, menggunakan obat-obatan terlarang, memiliki stres tinggi, dan lain-lain.
Tanda-tanda persalinan prematur
Tanda-tanda dan gejala persalinan prematur sebagian besar sama dengan persalinan normal. Tanda-tandanya terkadang samar sehingga sulit untuk dikenali dan tak terduga.
  • Kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dalam satu jam (lima atau lebih kontraksi rahim dalam satu jam)
  • Kram seperti menstruasi yang dirasakan di perut bagian bawah yang terjadi terus-menerus atau hilang-timbul. Kram perut ini bisa terjadi dengan atau tanpa diare
  • Nyeri punggung bawah yang terasa di bawah pinggang yang terjadi terus-menerus atau hilang-timbul
  • Tekanan panggul yang terasa seperti bayi mendorong ke bawah
  • Cairan encer yang keluar dari vagina. Cairan vagina meningkat jumlahnya atau berubah warna.
Jika ibu hamil merasa mengalami tanda-tanda dan gejala di atas, segeralah menghubungi dokter.
Pencegahan
Ibu hamil dapat mencegah persalinan prematur dengan mengurangi faktor-faktor risiko di atas, meskipun tentu saja tidak ada jaminan ia tidak akan mengalaminya. Sebelum kehamilan, ibu hamil dapat mendeteksi dan mengobati segala jenis masalah kesehatan seperti infeksi, diabetes, masalah berat badan, atau hipertensi. Ibu juga dapat menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok– termasuk merokok pasif– selama kehamilan. Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi ibu hamil, tidak hanya sebatas mencegah persalinan prematur.
Bila ibu termasuk kelompok yang berisiko tinggi untuk mengalami persalinan prematur, berkonsultasilah secara intens dengan dokter kandungan untuk mengelolanya dan mempersiapkan diri. Dokter mungkin dapat memberikan obat-obatan dan perawatan tertentu untuk menekan risiko ibu hamil dan menyiapkan rencana penanganan yang tepat bila persalinan prematur pada akhirnya terjadi.
Apakah persalinan prematur dapat dihentikan?
Banyak ibu hamil (bumil) yang diberi obat untuk memperlambat atau menghentikan persalinan prematur. Pada beberapa kasus, persalinan dapat diperlambat cukup lama sehingga bumil dapat dibawa ke rumah sakit yang memiliki neonatal intensive care unit (NICU) – unit perawatan khusus untuk bayi yang baru lahir. Para ibu juga diberi obat-obatan yang dapat meningkatkan kesehatan sang bayi, meskipun bayi mereka lahir lebih cepat.
Adakah Perawatan Untuk Mencegah Persalinan Prematur?
Selama bertahun-tahun, para dokter telah mencoba berbagai kiat untuk membantu mencegah terjadinya persalinan prematur, termasuk istirahat tirah baring (bedrest), perawatan prenatal intensif untuk perempuan berisiko tinggi, dan terapi obat untuk menghentikan terjadinya kontraksi rahim. Namun tak satupun dari kiat-kiat di atas yang efektif, meskipun pada individu-individu tertentu tindakan tersebut dapat membantu.
Namun demikian, pada tahun 2003, dua buah studi yang menggembirakan menunjukkan bahwa perawatan dengan menggunakan hormon progesteron dapat mengurangi kejadian persalinan prematur pada ibu hamil yang sudah pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya. Kelompok ini merupakan kelompok yang berisiko tinggi untuk kembali mengalami persalinan prematur. Menurut American College of Obstretricians and Gynecologists (ACOG), perawatan dengan progesterone (terkadang disebut 17P) harus diberikan hanya pada ibu hamil yang memenuhi semua kriteria di bawah ini:
ü Pernah mengalami persalinan prematur untuk satu orang bayi (bukan kembar dua, tiga atau lebih)
ü Persalinan dimulai secara alami (bukan dengan induksi)
ü Sedang menjalani kehamilan lagi dengan 1 janin
Para peneliti terus menyelidiki apakah ibu hamil lain yang juga berisiko tinggi, termasuk ibu hamil yang menjalani kehamilan kembar dua atau lebih juga mendapatkan keuntungan dengan adanya terapi 17P.
Sejumlah penelitian menitikberatkan pada efektivitas pemberian antibiotik dalam mengurangi risiko terjadinya persalinan prematur. Perawatan dengan antibiotik kelihatannya membantu memperpanjang masa kehamilan pada bumil yang mengalami robekan prematur (kantung ketuban pecah sebelum 37 minggu). Kondisi ini (juga disebut sebagai PROM) seringkali menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Antibiotik juga diberikan pada ibu hamil yang mengalami infeksi vaginal, seperti bacterial vaginosis (BV) dan trichomoniasis. Ibu hamil yang mengalami gangguan ini mungkin sekali mengalami peningkatan risiko persalinan prematur. Namun sebagian besar studi tidak dapat menunjukkan bahwa antibiotik mengurangi risiko persalinan dini pada sebagian besar perempuan dengan infeksi genital seperti ini.
Ada beberapa studi yang mengatakan bahwa sebuah prosedur yang disebut cerclage (dimana dokter melakukan jahitan pada rahim agar tetap tertutup) juga dapat membantu mengurangi risiko persalinan prematur pada bumil yang sebelumnya pernah mengalami persalinan prematur dan juga memiliki abnormalitas tertentu pada rahim. Dokter akan membuka jahitan tadi pada saat kehamilan mencapai usia sekitar 37 minggu.
Saat ini para ibu yang mengalami persalinan sebelum kehamilannya berusia 34 minggu seringkali menjalani perawatan dengan beberapa obat-obatan (yang disebut tocolytics). Obat-obatan ini seringkali dapat memperlambat persalinan selama sekitar 48 jam sehingga memberikan waktu tambahan untuk dapat memberikan perawatan dengan obat-obatan kortikosteroid pada ibu hamil. Kortikosteroid akan mempercepat pematangan paru-paru serta organ lainnya pada janin, mengurangi risiko kematian bayi, dan komplikasi serius lainnya yang disebabkan oleh persalinan prematur, termasuk sindrom stres pada organ respiratori (masalah pernapasan) dan perdarahan pada otak. Para dokter merekomendasikan kortikosteroid bila ibu hamil kemungkinan akan mengalami persalinan sebelum usia kehamilan 34 minggu.
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Riset
Kesehatan Dasar 2007. Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer
di Indonesia 2001-2010, Jakarta
Preventing Preterm Birth: The Role of 17P – ACOG 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar