Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat
membutuhkan asupan makan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani (selalu
rileks dan tidak stress). Di masa-masa ini pula, wanita hamil sangat rentan
terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk bekerja secara maksimal.
Wanita hamil biasanya sering mengeluh, sering letih,
kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya.
Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang
menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya
kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung. Anemia ini secara sederhana
dapat kita artikan dengan kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah daripada
biasanya.
Anemia dalam kehamilan ialah suatu kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada trimester I dan trimester ke
III. Kadar Hb yang normal untuk wanita hamil trimester akhir minimal 10,5 g/dL.
Jika kurang, disebut anemia. Pada wanita tidak hamil, kadar normal Hb adalah
12-16 g/dL
Ibu Hamil Rentan Anemia.
Anemia dalam masa kehamilan merupakan hal yang sering
terjadi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 35-75% perempuan pada
negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam
masa kehamilan.
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Anemia akibat perubahan yang normal terjadi dalam
kehamilan
2. Anemia akibat adanya hal yang tidak normal.
Mengapa anemia dapat timbul tanpa adanya abnormalitas
selama masa kehamilan? Karena selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat
sampai 50% (sekitar 1000 cc). Jumlah sel darah juga meningkat, tapi hanya 25%
dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal inilah yang menyebabkan kadar hemoglobin
merosot.
Penyebab anemia yang paling sering pada kehamilan selain
anemia fisiologis yang telah dijelaskan di atas adalah anemia defisiensi besi.
Kekurangan zat gizi yang satu ini merupakan penyebab 75% kasus anemia dalam
kehamilan. Angka kejadiannya pada trimester pertama hanya 3-9%, dan meningkat
16-55% pada trimester ketiga. Biasanya anemia jenis ini terjadi pada ibu yang
mengalami mual dan muntah yang berlebihan atau memiliki penyakit kronik.
Total simpanan besi tubuh pada perempuan tidak hamil adalah
2,2 g dan jumlah ini meningkat 3,2 g pada ibu hamil. Sekitar 500-600 mg di
antaranya digunakan untuk membentuk sel darah merah, dan 300 mg di antaranya
digunakan oleh janin.
Pada ibu hamil dengan
simpanan zat besi yang cukup, kebutuhan zat besi harian adalah 27 mg per hari.
Berbeda dengan ibu yang tidak hamil, yaitu hanya membutuhkan 18 mg per hari.
Kebutuhan yang tinggi ini berusaha dicapai oleh tubuh dengan cara meningkatkan
kapasitas penyerapan besi di usus. Selama kehamilan, usus dapat menyerap besi
40% lebih banyak. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sangat sulit
mengejar kebutuhan besi melalui asupan makanan saja, terutama setelah memasuki
paruh akhir kehamilan. Bahkan perempuan yang sehat pun seringkali tidak
memiliki simpanan besi yang cukup untuk menunjang kebutuhan selama kehamilan.
Anemia akibat defisiensi besi perlu dibedakan dengan
anemia akibat perubahan fisiologis. Caranya adalah dengan memeriksakan kadar
simpanan besi yaitu ferritin dan kadar besi dalam darah yaitu serum iron. Kadar
serum iron dan ferritin yang rendah jelas menggambarkan keadaan defisiensi
besi. Namun terkadang, defisiensi besi belum sampai menyebabkan simpanan besi
tubuh berkurang sehingga yang terlihat dalam pemeriksaan adalah kadar serum
iron yang turun. Jika pasien minum suplementasi besi beberapa hari sebelum
pemeriksaan pun, kadar serum iron dapat terlihat normal. Oleh karena itu, diskusikanlah
hasil pemeriksaan dengan dokter untuk mendapatkan interpretasi yang benar.
Untuk mencegah keadaan defisiensi besi selama kehamilan,
WHO merekomendasikan suplementasi besi 60 mg/hari yang dimulai sesegera mungkin
setelah kehamilan diketahui dan diberikan sepanjang masa kehamilan. Jadi,
mulailah tingkatkan asupan besi Anda dan sertakan suplementasi untuk mencegah
kekurangan besi.
PENYEBAB ANEMIA
Anemia pada kehamilan disebabkan :
• Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janin.
• Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi
ibu hamil
• Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
• Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
GEJALA ANEMIA
Gejala yang umum timbul adalah berdebar-debar, pucat,
bernafas lebih cepat, cepat lelah, dan sakit kepala, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan luka.
DAMPAK ANEMIA PADA WANITA HAMIL
Efek anemia bagi ibu dan janin bervariasi dari ringan
sampai berat. Bila kadar hemoglobin lebih rendah dari 6 g/dL, maka dapat timbul
komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar hemoglobin serendah itu
tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung
pada ibu. Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara anemia ibu pada
trimester satu dan dua dengan kelahiran prematur (kurang
dari 37 minggu).
Selain itu anemia pada ibu hamil juga menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, Abortus,
lamanya waktu partus karena kurang daya dorong rahim, pendarahan post – partum,
rentan infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita dengan Hb kurang dari
4 g – persen.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan shock bahkan kematian ibu saat
persalinan, meskipun tak disertai pendarahan, kematian bayi dalam kandungan,
kematian bayi pada usia sangat muda serta cacat bawaan, dan anemia pada bayi
yang dilahirkan.
DIAGNOSA
Diagnosis Anemia pada ibu hamil biasanya ditegaskan dan
dapat diketahui melalui pemeriksaan darah atau kadar hemoglobin (Hb)
PENANGANAN
Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan
terapi diet. Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan
tinggi zat besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran
berwarna hijau tua. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi
apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai
penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi
folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam
mengatasi masalah anemia.
Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau
Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu
tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan
0.25 mg asam folat. Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai
efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang
air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet setelah
makan pada malam hari.
ANGKA KECUKUPAN BESI (Fe)
Bayi : 3–5mg
Balita : 8–9mg
Anaksekolah : 10mg
Remaja laki–laki : 14–17mg
Remaja perempuan : 14–25mg
Dewasa laki–laki : 13mg
Dewasa perempuan : 14–26mg
Ibu hamil : +20mg
Ibu
menyusui :
+2mg
Dari beberapa sumber
http://burtonator.files.wordpress.com/2012/04/anemia.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar